Perbedaan Gamer Indonesia & Jepang



Kali ini penulis ingin membahas mengenai perbedaan gamer Indonesia & Jepang. Mengapa gamer? Karena saat ini industri game di Indonesia sangat berkembang pesat. Perkembangan tersebut dapat terlihat dari evolusi genre konsolnya. Mulai dari konsol rumahan yang terkenal seperti PlayStation (PS), hingga handheld seperti PSP & Nintendo (GameBoy & DS/3DS), hingga game mobile yang membutuhkan koneksi internet. Dikarenakan hal ini, banyak perusahaan game-game Jepang yang mulai melirik Indonesia layaknya Square Enix. Square Enix mendirikan cabang di Indonesia 2013 lalu yang bernama Square Enix Smileworks. Sayangnya di awal tahun 2015, cabang tersebut harus tutup dikarenakan alasan tidak memenuhi target pasar.

Ryo Teruya, mantan CEO Square Enix Smileworks

Tahun lalu, tepatnya di bulan Oktober, saya sebagai penulis pernah membaca suatu artikel mengenai perbedaan gamer Indonesia & Jepang. Hal ini dijelaskan oleh Ryo Teruya yang merupakan mantan CEO Square Enix Smileworks. Perbedaan tersebut adalah:
  1. Gamer Indonesia lebih menyukai game dengan gameplay yang lebih simpel daripada gamer Jepang.
  2. Gamer Indonesia cenderung untuk tidak membagikan tips dan trik game yang mereka mainkan, sedangkan gamer Jepang sering membuat Wiki (kumpulan fakta dan tips untuk sebuah game, film, dan lainnya).
  3. Gamer Indonesia menikmati bermain bersama teman dengan komunikasi langsung, sedangkan gamer Jepang lebih senang bermain dengan keadaan tenang dan mengusahakan untuk menguasai game tanpa komunikasi langsung.
  4. Gamer Indonesia cenderung mencari cara untuk menghindari pembayaran untuk konten-konten, sedangkan gamer Jepang cenderung royal dalam membeli konten berbayar
Dari pernyataan tersebut, mari kita analisa perbedaan tersebut.



Game di Indonesia merupakan hobi dan entertainment. Terutama di masa kini dimana hanya dengan modal handphone, kita dapat bermain game bersama orang banyak. Baik tua, muda maupun anak-anak sudah bisa memainkan game. Lalu gameplay yang simple yang dimaksud itu apa? Bagi saya gameplay yang simple sendiri merupakan game yang memiliki rules yang cukup standar dan tidak terlalu susah juga tidak terlalu mudah. Mengapa demikian? Apabila gameplaynya rumit, maka di awal permainan gamer tentu saja membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan game tersebut. Belum lagi untuk menamatkan game tersebut. Apabila terlalu mudah, maka otomatis game tersebut dapat menjadi membosankan. Tapi akhir-akhir ini banyak gamer Indonesia yang mulai bisa menyukai game yang memiliki gameplay rumit. Terlihat dari banyaknya minat game Indonesia yang menyukai game PC Online yang bersifat kompetitif dimana gamer membuat karakter sebaik mungkin agar dapat berkompetisi satu sama lain.

Di Jepang, situs Gamerch merupakan salah satu situs wiki
terbesar yang membahas tips gaming.

Lalu mengenai kecenderungan bahwa game Indonesia kurang membagikan tips, itu tidak 100% benar. Di media sosial terutama Facebook, banyak komunitas-komunitas game yang sering membagikan informasi-informasi mengenai game. Tapi tetap saja informasi yang diberikan pun terkadang tidak terlalu lengkap sehingga gamer Indonesia sering kali harus membuka wiki atau blog-blog luar. Saya sendiri dulu memainkan game hunting monster bernama God Eater. Untuk membuat weapon atau mencari material-material tertentu, saya sering mencari informasi di forum game di salah satu web forum Indonesia. Tapi tetap saja, dibandingkan blog atau wiki Jepang, keakurasiannya masih sangat jauh. Perbedaan yang signifikan yang saya rasakan yaitu, pada komunitas Indonesia, gamer lebih terbuka dalam memberikan saran atau jawaban ketimbang mengumpulkan segala informasi yang dimiliki dalam satu wadah (web, wiki dan lain-lain). Sementara di Jepang, orang-orang Jepang juga kurang lebih sama seperti orang Indonesia, tetapi mereka mengumpulkan informasi itu dalam satu wadah sehingga gamer tak perlu menunggu respon dari admin untuk membalas pertanyaan gamer.


Dalam hal berkomunikasi, gamer Indonesia lebih menyukai komunikasi langsung dikarenakan koordinasi yang lebih mudah. Hal ini saya alami saat bermain 2 genre game yang berbeda. Genre pertama shooting game. Shooting game sangat membutuhkan komunikasi langsung karena respon yang dibutuhkan oleh player harus sangat cepat. Hal ini juga sama dengan genre game multiplayer battle online arena. Dimana keyboard sangat dibutuhkan dalam memainkan karakter game serta respon yang cepat dalam mengendalikan situasi arena. Komunikasi via chat sangatlah memakan waktu. Hal ini terlihat berbeda dengan Jepang dimana gamer Jepang lebih menyukai situasi yang tenang agar dapat fokus dengan game.

Game Fate/Grand Order, aplikasi game ini termasuk salah satu
game yang memiliki rate Gacha tersulit.

Untuk masalah terakhir saya tidak tahu harus berkata apa. Di Indonesia, prinsip bahwa "kalau ada yang gratis kenapa harus beli?" masih cukup kuat. Ekonomi di Indonesia tidaklah sekuat di Jepang sehingga pembelian game di Indonesia tidak sekuat di Jepang. Masih maraknya pembajakan juga yang mendukung orang Indonesia untuk menghindari konten berbayar. Akhir-akhir ini cukup marak peredaran game mobile Jepang yang bersifat free to play. Lalu kalau free to play, bukannya berarti pihak perusahaan Jepang rugi? Tentu saja tidak, karena rata-rata game mobile Jepang menganut sistem Gacha (Summon). Sistem ini digunakan untuk mendapatkan karakter bagus atau karakter yang cukup langka untuk didapatkan. Bisa dibilang sistem ini merupakan soft pachinko/soft gambling. Mengapa demikian? Karena untuk mendapatkan karakter bagus nan langka, terkadang dibutuhkan keberuntungan dari gamer. Sistem Gacha sendiri membutuhkan material yang terkadang cukup sulit untuk dikumpulkan. Untuk memudahkan gamer dalam mengumpulkan material tersebut, pihak developer menjual material tersebut. Konten seperti ini sangatlah dihindari di Indonesia karena, sistem gacha sangatlah riskan untuk dilakukan. Dikarenakan mengeluarkan uang banyak untuk membeli material gacha tidak 100% menjamin gamer akan mendapatkan karakter bagus nan langka.

Adanya 4 perbedaan tersebut tidak membuat pasar game di Indonesia menjadi buruk. Malahan menurut Square Enix sendiri, pasar game di Indonesia saat ini memasuki tahap berkembang. Prospeknya pun menjanjikan, hanya saja cukup membutuhkan waktu dan bersabar agar pasar game Indonesia dapat sejajar seperti pasar game di Jepang.

Komentar

  1. Makasih infonya gan, wawasan ane jadi terbuka. Ane juga punya informasi update kalo agan lagi cari game online PC terbaik. Semoga ngebantu ya gan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer